Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Cara Mengatasi Depresi Tanpa Obat

Seseorang biasanya tidak sadar sedang mengalami depresi terutama depresi ringan hingga sedang karena gejalanya tidak terlalu mencolok. Ketika depresi telah menjadi berat, baru kemudian kebanyakan orang menemui dokter dan diresepkan obat antidepresan.

Di samping berbagai macam efek sampingnya, ada baiknya depresi diatasi dengan cara-cara tanpa obat yang lebih menyehatkan. Seperti dikutip dari Health.com, Rabu (2/11/2011), cara-cara tersebut antara lain:

1. Olahraga
Olahraga dapat meredakan depresi, nampaknya cara kerjanya adalah dengan mempengaruhi pengeluaran bahan kimia otak yang mengatur suasana hati, yaitu norepinefrin dan serotonin. Olahraga juga dapat melepaskan endorfin yang menyebabkan perasaan seperti 'melayang' pada beberapa atlet pelari.

Profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Duke University School of Medicine di Durham NC, P Murali Doraiswamy MD, merekomendasikan agar melakukan olahraga sebanyak 3-5 kali seminggu selama 20 sampai 30 menit. Latihan aerobik seperti jalan cepat adalah yang terbaik.

2. Terapi cahaya
Pada hari-hari mendung di musim dingin, beberapa orang rentan mengalami depresi ringan yang disebut gangguan afektif musiman atau seasonal affective disorder (SAD).

Salah satu cara untuk meredakan gejalanya adalah dengan terapi cahaya, yaitu duduk di dekat sebuah kotak dengan cahaya terang benderang seperti cahaya di luar.

Terapi ini biasanya dilakukan selama sekitar 15 menit dan meningkat hingga dua jam setiap hari. Waktunya tergantung pada tingkat keparahan gejala dan intensitas cahaya yang ditentukan oleh dokter. Terapi ini tidak menyembuhkan depresi, namun dapat meringankan gejalanya setelah beberapa hari.

3. Punya Buku Harian atau Diary
Penelitian menunjukkan, terapi yang mengajarkan cara berpikir positif dapat meredakan depresi. Dr Doraiswamy merekomendasikan agar menulis buku harian suasana hati.

"Ini adalah alat yang digunakan untuk melatih seseorang melacak hal-hal positif yang terjadi dalam hidupnya dan tidak membiarkan kejadian negatif menyebabkannya jatuh," kata Dr Doraiswamy.

Buku harian suasana hati akan menjaga kejadian negatif tetap dalam perspektif yang wajar dan juga berfungsi sebagai pengingat bahwa hari-hari yang baik bisa terjadi.

Dr Doraiswamy merekomendasikan agar tidak menulis buku harian setiap hari jika merasa terlalu banyak pekerjaan. Menulisnya sekali seminggu akan lebih mudah agar kebiasaan ini dapat tetap dilanjutkan.

4. Akupunktur
Seperti halnya banyak terapi alternatif lain, tidak ada data yang membuktikan akupunktur mampu mengurangi depresi. Namun beberapa penelitian menunjukkan hal itu mungkin.

Salah satu peneltiian kecil yang dilakukan Universitas Arizona terhadap 33 orang wanita depresi menemukan bahwa 64% dari pasien depresi mengalami perbaikan gejala setelah menjalani akupunktur, dibandingkan dengan hanya 27% pada kelompok yang tidak mendapat pengobatan serupa.

Pada kajian kedua dalam Journal of Affective Disorders, 70 orang pasien dengan gangguan depresi tinggi yang telah meminum obat antidepresan tampaknya menunjukkan perbaikan lebih besar jika mendapat terapi akupunktur dibandingkan dengan yang tidak mendapat akupunktur.

5. Dukungan kelompok
Kelompok pendukung sudah lama digunakan sebagai standar perawatan mental, tapi tidak digunakan sesering saat ini. Metode ini merupakan cara yang sangat baik untuk membantu mengobati depresi ringan.

Kelompok ini akan memberikan pendidikan menegnai depresi, berperan sebagai komunitas pendukung, dan memberi kesempatan belajar bagi orang-orang yang menghadapi masalah serupa.

"Untuk alternatif bagi pasien yang tidak tertarik dalam diskusi mengenai depresi, sebaiknya ia mencari kelompok untuk berbagi minat, entah itu klub buku atau yoga," kata Dr Doraiswamy.

6. Terapi perilaku kognitif
Dr Doraiswamy menyebut terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) sebagai upaya pendidikan yang canggih bagi penderita depresi. Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa pikiran lah yang memicu perasaan. Menyadari pikiran-pikiran negatif dan belajar untuk mengubah pola yang tidak sehat dapat mengubah cara kerja otak dan reaksi terhadap situasi.

CBT adalah terapi jangka pendek yang berlangsung selama 10 sampai 20 sesi. Metode ini telah terbukti efektif dalam mengobati depresi ringan sampai sedang.

7. Minyak ikan
Makanan yang mengandung asam lemak omega-3 ditemukan pada ikan, termasuk ikan salmon, tuna albacore, dan ikan haring. Kajian mengenai minyak ikan tidak dapat disimpulkan, namun diperkirakan bahwa kekurangan asam lemak ini pada waktu tertentu dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan depresi. Di daerah di mana konsumsi makanan dengan omega-3 nya tinggi, para penduduknya cenderung memiliki tingkat depresi yang rendah.

8. Meditasi
Penelitian menunjukkan bahwa meditasi berperan dalam mencegah kekambuhan depresi. Penelitian ini difokuskan pada kesadaran berbasis terapi kognitif yang menggabungkan meditasi tradisional dengan pendekatan perilaku kognitif.

Dalam dua penelitian yang berbeda, pasien depresi dirawat dengan antidepresan hingga gejalanya mereda. Kemudian satu kelompok diminta terus meminum obat sedangkan kelompok lain melanjutkan pengobatan dengan terapi meditasi.

Tingkat kekambuhan kelompok yang menggunakan meditasi sama dengan yang meminum antidepresan (sekitar 30%), dan lebih rendah dari yang meminum plasebo (sekitar 70%). Sedangkan pada penelitian kedua menemukan bahwa sebanyak 47% dari kelompok meditasi mengalami kekambuhan depresi, lebih sedikit jika dibandingkan dengan 60% orang dari apsien yang hanya meminum antidepresan saja.

9. Kunyit
Sebuah kajian dalam Journal of Ethnopharmacology menyarankan bahwa kunyit dapat meningkatkan kadar serotonin dan bahan kimia lain dalam otak. Penelitian kecil terhadap 38 orang selama enam minggu menemukan bahwa kunyit sama efektifnya dengan obat Fluoxetine (Prozac) dalam mengurangi gejala depresi. Peserta mengkonsumsi kunyit juga melaporkan efek samping yang lebih sedikit, seperti berkeringat dan disfungsi seksual, daripada yang meminum fluoxetine.

10. Yoga
Yoga dapat mengurangi stres dan gejala depresi. Penelitian telah menunjukkan bahwa pada penderita gangguan emosi dan depresi berat, berlatih yoga dapat mengurangi stres, rasa permusuhan, kecemasan, depresi, meningkatkan energi, kualitas tidur, dan kesejahteraan. Meskipun tidak terlalu banyak penelitian pada tema ini, yoga terbukti dapat menjadi alat yang sederhana dan berisiko rendah untuk mengatasi depresi.

11. SAMe
S-adenosylmethionine, atau SAMe, adalah suplemen yang dianggap berperan dalam pembuatan neurotransmitter di otak. Beberapa uji klinis telah menunjukkan bahwa bahan ini efektif sebagai obat untuk mengobati depresi dan lebih efektif dibandingkan plasebo. Suplemen ini juga telah terbukti memiliki efek samping yang lebih sedikit dibanding kebanyakan antidepresan lain.

12. St John wort
Salah satu suplemen yang paling banyak diteliti untuk mengatasi depresi adalah St John Wort, tanaman berbunga kuning yang digunakan dalam teh, pil, dan ekstrak. The National Center for Complementary and Alternative Medicine di AS menganalisis 37 penelitian dan menemukan bahwa suplemen ini dapat bermanfaat sebagai antidepresan untuk mengatasi depresi ringan.

Namun ada satu peringatan; St John Wort bisa mengurangi efektivitas beberapa obat resep, termasuk pil KB, obat-obatan HIV, pengencer darah, dan beberapa obat antikanker.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar